Kearifan Lokal Digital

Kamus PepatahMinangkabau

Jelajahi kekayaan sastra lisan Minangkabau dalam genggaman.Pelajari, lestarikan, dan bagikan kearifan nenek moyang.

Pepatah Hari Ini

"Raso dibaok naiak, pareso dibaok turun."

""

Lihat Makna Selengkapnya

Fitur Unggulan

Teknologi modern bertemu dengan kearifan tradisional untuk pengalaman belajar yang tak terlupakan

Pencarian Canggih

Temukan pepatah dengan mudah menggunakan pencarian berbasis AI yang memahami konteks.

Penjelasan Mendalam

Dapatkan terjemahan akurat dan penjelasan filosofis dalam bahasa Indonesia dan Minang.

Koleksi Favorit

Simpan pepatah favorit Anda dan akses kapan saja untuk pembelajaran berkelanjutan.

Pepatah Harian

Dapatkan inspirasi setiap hari dengan pepatah pilihan yang disesuaikan dengan minat Anda.

Konteks Budaya

Pelajari latar belakang sejarah dan penggunaan pepatah dalam kehidupan sehari-hari.

Komunitas Aktif

Bergabung dengan komunitas pecinta budaya Minang dan berbagi pengetahuan.

Tampilan Aplikasi Intuitif

Dirancang untuk kemudahan navigasi, memberikan Anda pengalaman terbaik dalam menjelajahi kearifan Minang.

Kamus Pepatah

Minangkabau

Menampilkan 5 pepatah harian

Terbaru

Limo kaum duo baleh koto, batabek basawah tangah, kok pandai bana bakato-kato hati indak patuah pado ALLAH.

Makna pepatah ini adalah bahwa walaupun pintar berbicara, tetapi hal yang dinilai adalah keimanan kepada Allah. Pepatah ini menjelaskan bahwa sehebat apapun seseorang dalam berbicara, hal yang paling penting dan utama adalah kualitas keimanan dan ketakwaannya kepada Allah.

Terbaru

Kalau indak arih badan binaso, talampau arih badan binaso.

Makna pepatah ini adalah bahwa seseorang yang akan menyelesaikan persoalan, hendaklah teliti dan tidak mudah dipengaruhi orang lain. Pepatah ini menjelaskan bahwa orang yang bertugas menyelesaikan persoalan (seperti hakim, pemimpin, atau penengah adat) harus berhati-hati, cermat dalam menilai, dan tidak boleh terpengaruh oleh bujukan, tekanan, atau kepentingan pribadi/pihak tertentu. Dalam adat Minangkabau, orang yang menjadi penengah (panghulu, alim ulama, atau ninik mamak) sangat dihormati karena kebijaksanaannya. Untuk itu, dalam menyelesaikan masalah, mereka harus berpijak pada kebenaran dan keadilan, bukan pada kepentingan pribadi.

Terbaru

Adaik bakato, baiyo mangko bakato, batolan mangko bajalan.

Makna pepatah ini adalah tentang aturan cara bermusyawarah dalam bersidang. Pepatah ini menjelaskan bahwa ketertiban dalam berbicara dan bertindak sesuai adat dan kehidupan bermasyarakat. Dalam adat Minangkabau, segala sesuatu, baik ketika berbicara maupun ketika bertindak, harus ada aturannya, waktunya, dan landasannya. Kita tidak boleh mendahului, melangkahi, atau bertindak sesuka hati tanpa izin dan dasar yang sah.

Terbaru

Kato hakim kato mamutuih, kato anak-anak kato mangaduah.

Makna pepatah ini adalah bahwa hakim bertugas untuk memutuskan perkara dengan hukuman, sedangkan ucapan anak-anak belum dapat dipedomani. Pepatah ini menjelaskan bahwa seorang hakim (dalam konteks adat atau hukum formal) mempunyai wewenang untuk menyelesaikan perkara dengan memberikan putusan dan sanksi sesuai hukum yang berlaku. Hakim tidak sekadar menengahi, tetapi harus menjatuhkan keputusan akhir. Ucapan atau kesaksian anak-anak belum bisa dijadikan dasar yang kuat dalam mengambil keputusan hukum atau adat.

Terbaru

Kato panghulu manyalasai, mandareh kato dubalang, adaik kok kurang takuasoi, dunia akhirat takupalang.

Makna pepatah ini adalah bahwa jika seseorang tidak sungguh-sungguh memahami dan mengamalkan ajaran adat yang berlandaskan syariat Islam (adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah), maka kehidupannya akan penuh kesulitan, baik di dunia maupun di akhirat.

Apa Kata Mereka

Ribuan pengguna telah merasakan manfaat aplikasi kami dalam mempelajari budaya Minangkabau

"Aplikasi ini adalah revolusi digital untuk pelestarian budaya Minang. Interface yang intuitif dan konten yang mendalam membuatnya sempurna untuk penelitian dan pembelajaran."

DE

Dr. Erianjoni, S.Sos., M.Hum.

Pemerhati Budaya & Akademisi

Padang, Sumatera Barat

"Sebagai alumni Program Studi Teknik Kimia di sebuah universitas di Yogyakarta dan berasal dari Sumatera Barat, aplikasi ini sangat bermanfaat untuk mendalami budaya Minangkabau."

GP

Gindan Permata Putri Intan

Alumni Prodi Teknik Kimia

Yogyakarta

"Hidup di perantauan membuat saya merindukan kampung halaman. Aplikasi ini membantu saya tetap terhubung dengan akar budaya dan mengajarkan anak-anak tentang warisan leluhur."

IH

Ir. Hemzairil, M.M.

Perantau Minang di Jakarta

Jakarta

"Sangat edukatif dan mudah digunakan! Saya merekomendasikan aplikasi ini kepada seluruh murid untuk mempelajari kekayaan budaya Indonesia, khususnya Minangkabau."

RD

Rina Delvira, M.Pd.

Dosen Pendidikan Bahasa

Padang

"Dokumentasi digital yang luar biasa! Aplikasi ini berhasil menjembatani generasi muda dengan kearifan tradisional melalui teknologi modern."

MY

Prof. Dr. Oktavianus, M.Hum.

Pakar Linguistik

Universitas Andalas

Tim Penyusun

Aplikasi ini disusun oleh para pakar di bidangnya untuk memastikan kualitas dan keakuratan konten.

Prof. Dr. Ermanto, S.Pd., M.Hum. Dt. Rajo Malenggang

Prof. Dr. Ermanto, S.Pd., M.Hum. Dt. Rajo Malenggang

Pakar Bahasa & Budaya

Dosen Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang dengan keahlian dalam bahasa, budaya, dan humaniora. Menjabat sebagai Dekan FBS UNP (2019—2028) dan seorang penghulu di Pesisir Selatan.

Krismadinata, Ph.D.

Krismadinata, Ph.D.

Pakar Teknik & Rektor UNP

Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang dengan keahlian di bidang teknik. Menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik UNP (2023—2024) dan kini sebagai Rektor Universitas Negeri Padang (2024—2029).

Dr. Amril Amir, M.Pd., Dt. Lelo Basa

Dr. Amril Amir, M.Pd., Dt. Lelo Basa

Pakar Pendidikan & Budayawan

Dosen Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang dengan keahlian di bidang pendidikan bahasa, budaya, dan humaniora. Menjabat sebagai Ketua Harian LKAAM Sumatera Barat dan seorang penghulu di Padang Pariaman.

Dr. Havid Ardi, M.Hum. Dt. Rangkayo Mulia-Guci

Dr. Havid Ardi, M.Hum. Dt. Rangkayo Mulia-Guci

Pakar Bahasa & Humaniora

Dosen Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang dengan keahlian dalam bahasa, budaya, dan humaniora. Menjabat sebagai Wakil Dekan FBS UNP (2019—2028) dan seorang penghulu di Kabupaten Agam.

Pentingnya Pepatah dalamBudaya Minang

Pepatah-petitih Minangkabau bukan sekadar rangkaian kata indah, melainkan cerminan dari falsafah hidup dan kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun selama berabad-abad.

Setiap pepatah mengandung nilai-nilai luhur yang menjadi pedoman dalam bertutur kata, bersikap, dan mengambil keputusan. Mempelajari pepatah berarti menyelami jiwa dan karakter orang Minang.

Dalam era digital ini, pelestarian kearifan lokal menjadi semakin penting untuk memastikan warisan budaya tetap hidup dan relevan bagi generasi mendatang.

Kearifan Turun Temurun

Pepatah sebagai warisan leluhur yang mengandung filosofi hidup mendalam

Gotong Royong

Nilai kebersamaan dan saling membantu dalam masyarakat Minang

Merantau & Belajar

Tradisi menimba ilmu dan pengalaman di tanah orang

Harmoni Alam

Hubungan seimbang antara manusia dengan alam sekitar

Tersedia Sekarang

Siap MenjadiAhli Pepatah?

Bergabunglah dengan ribuan pengguna yang telah merasakan manfaat aplikasi Kamus Pepatah Minang dalam mempelajari kearifan lokal.

500+ Pepatah Lengkap
Terjemahan Akurat
Gratis Selamanya